Ganti Judul dan ALt sendiri

5 Aspek Perkembangan Anak Usia 5-6 Tahun. Cek Sekarang Juga, Mom!

5 Aspek Perkembangan Anak Usia 5-6 Tahun

Hai, Happymoms! 

Beberapa waktu yang lalu saya sempat diminta untuk mendampingi sesi sharing antara guru dan wali murid kelas A di TKIT Insan Cita Mulia Colomadu. Acara tersebut merupakan forum komunikasi sekaligus konsultasi tentang perkembangan anak-anak di sekolah. Sebagai pengantar saya menyampaikan materi tentang perkembangan anak. Anak usia 5-6 tahun itu bisa apa? Mungkin itu menjadi pertanyaan sebagian besar orang tua, termasuk Mommies, ya? Tenang, materinya akan saya share di sini, ya. Ini dia 5 aspek perkembangan anak Usia 5-6 tahun. Yuk, kita cek sekarang juga, Moms!  


Yang Harus Mommies Ketahui tentang Tumbuh Kembang Anak Usia 5-6 tahun!

Anak usia 5-6 tahun masuk dalam tahapan usia dini. Masih berada dalam masa golden age, yang harus kita optimalkan pertumbuhan dan perkembangannya. Karena anak usia 5-6 tahun mulai memasuki masa peka, di mana mereka sangat sensitif, dan mudah menerima stimulasi atau rangsangan dalam belajar dan pembiasan perilaku. 

Oleh sebab itu sebagai seorang ibu yang baik, kita harus mengetahui dan memahami tentang tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak. Sehingga kita bisa pantau sejauh mana capaiannya dan diupayakan cara mengoptimalkannya. 

1. Pertumbuhan

Hal pertama yang harus diperhatikan pada anak kita adalah pertumbuhannya. 

Tumbuh (pertumbuhan) dapat diartikan sebagai perubahan tubuh atau fisik anak yang terkait dengan pertumbuhan sel tubuh dan organ. Pertumbuhan anak ditandai dengan pertambahan besar, tinggi, dan berat badan anak.

Cara untuk mengetahui pertumbuhan anak adalah dengan melakukan penimbangan atau pengukuran. Biasanya ada angka ideal (rata-rata) pada usia tertentu sebagai standar. Jika anak berada di posisi bawah atau atas angka standar ini, menjadi warning bagi orang tua untuk dikonsultasikan dengan dokter terkait kondisi anak. 

Dalam ukuran ideal, menurut data dari Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) yang dikutip oleh Klikdokter.com, tinggi badan anak usia 5 tahun adalah 102,0 cm untuk laki-laki dan 101,1 cm untuk perempuan. Sedangkan pada usia 6 tahun anak laki-laki setinggi 107,7 cm anak perempuan setinggi 106,6 cm. 

Sedangkan kisaran berat badan anak usia 5 tahun adalah antara 13,7 kg–24,9 kg untuk anak perempuan dan 14,1 kg–24,2 kg untuk anak laki-laki. Di usia 6 tahun anak perempuan idealnya mempunyai berat badan 15,3 kg–27,8 kg sedangkan anak laki-laki di kisaran 15,9 kg–27,1 kg. 

Itu adalah berat dan tinggi badan ideal ya, Mah. Sebagai gambaran saja. Tidak harus terpaku pada angka di atas, lebih tepatnya memang dikonsultasikan dengan dokter keluarga Mommies. Karena ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi pertumbuhan tinggi dan berat badan anak. Bisa jadi ada faktor genetik atau pertimbangan berat badan anak saat lahir. 

2. Perkembangan

Hal kedua yang juga sama pentingnya untuk kita perhatikan dari anak-anak kita adalah perkembangannya. 

Kembang (perkembangan) adalah perubahan aspek sosial-psikologis anak yang ditandai dengan bertambahnya kemampuan, kematangan dan fungsi tubuh. Contohnya kemampuan anak untuk melihat, mendengar, bicara, jalan, bersosialisasi, berfikir dan sebagainya.

Cara untuk mengukur sejauh mana perkembangan anak dengan memperhatikan pola yang dicapai anak. Apakah sudah sesuai dengan tahapan usianya atau tidak. Capaian anak pada tahapan usia tertentu ini disebut dengan tugas perkembangan. 

Pada setiap usia ada tugas-tugas perkembangan khusus yang harus dikuasai oleh anak-anak, untuk memastikan perkembangannya normal. Ketidaklengkapan atau lebih buruk lagi, gagalnya pencapaian tugas perkembangan akan sangat mempengaruhi perkembangan selanjutnya. 

Sehingga sangat penting bagi Happymoms untuk melakukan cek dan ricek apakah anak sudah tuntas dalam memenuhi tugas perkembangannya di setiap tahapan usia. Termasuk pada rentang usia 5-6 tahun ini. 

5 Aspek Perkembangan Anak Usia 5-6 Tahun

Bagaimana perkembangan anak usia 5-6 tahun? Sebelum masuk ke pembahasan lebih lanjut, Happymoms perlu ketahui bahwa dalam perkembangan anak melingkupi beberapa aspek. Semua aspek ini saling terkait satu sama lain dan aman saling melengkapi. Dalam setiap aspek ini ada tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh anak-anak. 

Baik, tanpa berlama-lama, mari kita bahas satu per satu ya, Moms. 

a. Aspek Perkembangan

Aspek yang biasanya menjadi perhatian utama dalam perkembangan anak ada lima, yaitu : 

1. Kognitif 

Kognitif adalah suatu proses berfikir, kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. 

Menurut Howard Gardner, kemampuan kognitif atau intelegensia adalah kemampuan untuk memecahkan masalah dan menciptakan karya. Kemampuan ini dimiliki anak sejak lahir dan perkembangannya dimodifikasi atau dipengaruhi oleh pengalaman anak dengan lingkungan di sekitarnya.  

2. Motorik 

Motorik adalah kemampuan yang berhubungan dengan gerak anggota badan, otot dan anggota indera. Kemampuan untuk melakukan gerakan yang terkoordinasi dengan baik menunjukkan sejauh mana capaian perkembangan aspek motorik ini. 

Perkembangan motorik dibagi menjadi dua jenis yaitu Motorik Kasar dan Halus. 

Motorik kasar meliputi kemampuan anak untuk bergerak yang melibatkan anggota badan dan otot-otot besar. Seperti berjalan, melompat, berlari, dan sebagainya. Sedangkan motorik halus adalah kemampuan yang melibatkan koordinasi mata, otot halus dan gerak tangan. Seperti menggunting, menyusun, menjimpit, menulis, dan sebagainya. 

3. Sosial

Aspek sosial meliputi kemampuan anak untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. 

Dalam proses perkembangan sosial akan terlihat kemampuan anak untuk menyesuaikan diri dengan orang-orang dan lingkungan di mana dia berada. Kemudian anak dilatih untuk mampu berhubungan dan bergaul secara baik dengan orang lain.  Juga belajar untuk berperilaku sesuai dengan aturan yang berlaku. 
Misalkan : berani menyapa, mau bermain bersama, berbagi mainan dan sebagainya. 

4. Emosional

Aspek emosional anak adalah kemampuan anak untuk mengenali, mengelola dan mengekspresikan emosinya. Baik emosi yang positif maupun negatif, ketika berinteraksi dengan orang lain. 

Dalam perkembangannya anak akan belajar berekspresi sesuai dengan emosi yang dirasakannya. Anak juga dilatih untuk memahami perasaannya, menunjukkan perasaannya dengan cara yang tepat. Kemudian anak juga dilatih untuk bisa menyesuaikan diri untuk memahami keadaan dan perasaan orang lain, juga beradaptasi dengan situasi yang dihadapi. 

Kemampuan emosional anak dikembangkan dengan cara mendengar, mengamati, dan meniru apa yang mereka lihat dan dengar. 

5. Bahasa 

Aspek perkembangan bahasa anak adalah kemampuan anak yang berhubungan dengan berbicara dan berbahasa. Kemampuan anak untuk mengenal kosa kata, berbicara untuk mengekspresikan perasaan dan kemampuannya, dan berinteraksi dengan orang lain. 

Pada tahapan selanjutnya kemampuan bahasa juga berhubungan dengan kemampuan membaca, memahami bacaan dan konteksnya. 

Perkembangan bahasa dimulai sejak awal kehidupan dengan cara mendengarkan suara-suara yang ada di sekitar anak. Maka optimalisasi perkembangan bahasa dimulai sejak dini dengan mengajak berbicara dan membacakan cerita meskipun anak belum mampu berbicara. Langkah ini merupakan tahapan memperkenalkan kosa kata dan makna kata pada anak. 


b. Tugas Perkembangan

Lima aspek perkembangan anak sudah kita bahas di atas. Selanjutnya adalah apa indikator perkembangan anak usia 5-6 tahun? Bagaimana Happymoms bisa tahu bahwa perkembangan anak ini sudah sesuai dengan usianya atau belum. 

Caranya adalah dengan mengecek sejauh mana anak mampu memenuhi semua tugas perkembangan yang ada pada aspek tersebut pada tahapan usianya. 

1. Tugas Perkembangan Kognitif 

Tugas perkembangan anak usia 5-6 tahun pada aspek kognitif, di antaranya : 
- mengenal konsep ruang, waktu, ukuran dan pola
- mengenal klasifikasi sementara
- mengenal konsep-konsep sains sederhana 
- mengenal bilangan 
- mengenal bentuk geometri 
- mampu memecahkan masalah sederhana

2. Tugas Perkembangan Motorik

Pada perkembangan motorik kasar, anak usia 5-6 tahun sudah mampu melakukan, 
- lari, lompat dan memanjat dengan baik 
- berdiri satu kaki dengan seimbang 
- berjalan mundur tanpa menabrak
- mengayuh sepeda 
- menggunakan toilet sendiri 

Sedangkan pada aspek motorik halus, kemampuan yang harus dimiliki adalah :
- menulis dan mewarnai
- menggunting dengan pola 
- memakai baju menggunakan kancing dan resleting 
- mengikat tali sepatu 
- menyisir rambut sendiri 

3. Tugas Perkembangan Sosio-Emosional

Aspek sosial dan emosional sangat berkaitan erat. Sehingga pada usia 5-6 tahun, kemampuan emosinya anak lebih banyak berkaitan dengan kemampuan sosialnya. 

Tugas perkembangan sosio-emosional anak usia 5-6 tahun di antaranya,
- mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik 
- senang bermain bersama
- mau saling berbagi
- mau antri dan menunggu giliran
- mengerti perasaan orang lain
- bisa menyenangkan orang lain 
- memahami peraturan 
- lebih mandiri dalam melakukan aktivitas 
- sudah mampu mengekspresikan emosi marah secara verbal
- lebih dekat dengan orang tua

4. Tugas Perkembangan Bahasa  

Aspek bahasa para anak usia 5-6 tahun ditandai dengan tugas-tugas perkembangan sebagai berikut: 
- kosa kata anak-anak sudah jauh lebih banyak ( antara 1000-2000 kata) 
- mampu menceritakan apa yang dirasakan anak
- banyak bertanya
- suka bernyanyi
- mampu merangkai atau mengarang cerita
- mampu menyebutkan berbagai macam benda/ konsep sesuai dengan perkembangan kognitifnya
- mengetahui nama dan konsep waktu (hari, bulan, tanggal) 

c. Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia 5-6 Tahun

Tugas-tugas perkembangan di atas adalah contoh capaian yang harus dikuasai oleh anak-anak. Kondisi anak perlu diperhatikan dan mendapatkan penanganan segera jika pada usia 5-6 tahun anak belum mampu memenuhi tugas perkembangannya. 

Perkembangan anak bisa optimal jika tugas perkembangan di level usia sebelumnya sudah terpenuhi dengan baik. Sehingga anak tidak mempunyai "hutang perkembangan". 

Happymoms, kunci optimalisasi perkembangan anak adalah stimulasi yang cukup dan tepat. Di atas sudah disebutkan bahwa pada usia 5-6 tahun anak-anak sudah berada di masa peka untuk belajar. Sehingga stimulasi, pembelajaran dan pembiasaan yang orang tua, guru atau lingkungan berikan akan sangat mudah diserap. 

Stimulasi perkembangan anak bisa dilakukan dengan aktivitas keseharian. Bermain, ngobrol, berinteraksi dengan anggota keluarga sudah sangat cukup untuk membantu merangsang perkembangan anak. Terlebih saat ini sudah banyak aneka mainan edukatif yang bisa Mommies dapatkan dengan mudah dan harga terjangkau. Syaratnya hanya kita mau atau tidak, telaten dan sabar atau tidak. 

Pada usia 5-6 tahun, orang tua juga sudah bisa mulai mengamati gaya belajar anak. Apakah tipe anak yang visual, auditori atau kinestetik. Jika Mommies sudah mengetahui gaya belajar anak, akan lebih mudah memberikan stimulasi kepada anak. Dan hasilnya pun akan lebih optimal. 

Yuk, Amati dan Catat Perkembangan Anak!

Mommies, banyak aspek dalam perkembangan anak yang harus kita perhatikan. Perkembangan kognitif, motorik, sosial, emosional dan bahasa haruslah sesuai dengan tahapan usianya. 

Capaian tugas perkembangan menjadi salah satu indikator tuntasnya kelima aspek perkembangan anak usia 5-6 tahun. Sejauh mana capaian anak kita? Mommies bisa mengamati keseharian anak-anak, atau meminta anak melakukan tugas-tugas perkembangan di atas. Lalu mencatatnya. Aspek mana yang masih belum dikuasai, segera berikan treatment khusus. 

Ingat, stimulasi yang cukup dan tepat menjadi kunci keberhasilan perkembangan anak. 

Semoga anak-anak kita selalu tumbuh dan berkembang dengan optimal ya, Moms. 


9 comments

Terima kasih sudah mampir. Semoga artikel ini bermanfaat. Silakan dibaca juga postingan lainnya.
Dan Mohon tidak meninggalkan link hidup. Jika terdapat link hidup, mohon maaf komentar akan dihapus.
  1. usia 5-6 tahun lebih baik serng diaj bersosialisasi ya bun, kenalan dan main dengan anak seumuran untuk mengembangkan motorik, emosional dan bahasa anak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, Mom. Harus full stimulasi agar perkembangannya tuntas. Jangan sampai lebih banyak duduk diam bermain gadget.

      Delete
  2. Usia 5-6 tahun merupakan masa transisi di mana anak belajar bersosialisasi dengan teman seumurnya melalui kosa kata yang mereka punya. Makanya mereka bisa seru banget kalau bercerita ttg kegiatan sekolah kepada orangtuanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul sekali, Moms. Pengalaman bermain itu sebenarnya sarana dia belajar yang luar biasa. Kadang sampe gak habis-habis ya ceritanya. Kita yang harus sabar dan telaten menyimak dan menanggapinya.

      Delete
  3. Walaupun masa-masa itu sudahnlewat, tetapi bagi saya artikel ini sangat bermanfaat. Nantinya bila saya punya cucu, bisa diterapkan ilmunya nih mbak. Terima kasih sharingnya.

    ReplyDelete
  4. Terima masih, Mbak. Kebetulan si bungsu sudah memasuki usia 5 tahun. Alhamdulillah, secara garis besar tumbuh kembangnya bagus. Namun, harus lebih digencarkan lagi stimulus pada aspek psiko-sosial.

    ReplyDelete
  5. Orang tua punya andil penting ya untuk bantu tumbuh kembang kognitif, motorik dan lain-lain dari si anak. Sepertinya stimulasi dengan memberikan game saja tidak cukup. Harus diberi juga pendampingan.

    ReplyDelete
  6. Sering-sering berkomunikasi dengan anak itu penting untuk latih kemampuannya. Orang tua harus aware masalah beginian. Memberikan komsumsi medsos terlalu dini, dapat membahayakan pola pikir mereka.

    ReplyDelete